Jurnal Keperawatan https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep <h4>Jurnal Keperawatan Prodi S1 Keperawatan STIKes William Booth Surabaya</h4> en-US <h2><em>The authors who publish this journal agree to the following requirements:</em></h2> <div class="page"> <ol> <li class="show"><em>The author retains the copyright and gives the journal rights regarding the first publication with the work being simultaneously licensed below&nbsp;<a href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">Creative Commons Attribution ShareAlike License</a>&nbsp;which allows others to share the work with an acknowledgment of the author's work and early publications in this journal.</em></li> <li class="show"><em>Authors can include separate additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version (for example, send it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this Journal</em>.</li> <li class="show"><em>Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., at an institutional repository or on their website) before and during the submission process, as this can lead to productive exchanges, as well as excerpts of previously published works.</em></li> </ol> </div> lppmwb@gmail.com (Ethycasari) nita63186@gmail.com (Dianita Primihastuti, SST.,M.Keb) Mon, 16 Jun 2025 15:21:48 +0700 OJS 3.1.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 PENGARUH SAFEZONE (GAME SIMULASI INTERAKTIF) UNTUK MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN REMAJA TERHADAP GEMPA BUMI DI SURABAYA https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/692 <p>Indonesia merupakan negara rawan gempa bumi, termasuk wilayah Surabaya yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi. Rendahnya kesiapsiagaan remaja terhadap bencana menjadi tantangan serius dalam mitigasi risiko gempa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan <em>SafeZone</em>, sebuah game simulasi interaktif, dalam meningkatkan kesiapsiagaan remaja terhadap gempa bumi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain <em>one group pretest-posttest</em>. Sampel berjumlah 60 remaja di Surabaya yang dipilih secara purposive. Instrumen berupa kuesioner kesiapsiagaan bencana dengan lima aspek utama, yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya (α = 0,876). Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada rata-rata skor kesiapsiagaan dari 56,8 (kategori sedang) menjadi 81,4 (kategori tinggi) setelah penggunaan game <em>SafeZone</em>. Seluruh aspek kesiapsiagaan mengalami peningkatan, khususnya pada aspek pengetahuan dan tindakan saat gempa. Uji statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest (p &lt; 0,05). Temuan ini menunjukkan bahwa media interaktif seperti game simulasi dapat menjadi alternatif edukasi kebencanaan yang efektif untuk remaja. Disarankan agar instansi pendidikan mulai mengintegrasikan metode pembelajaran berbasis game untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana di kalangan pelajar.</p> Nurul Imam, Nurmawati S Lataima, Hendro Djoko Tjahjono, Budi Artini ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/692 Mon, 16 Jun 2025 12:38:39 +0700 PENGARUH EDUKASI BERBASIS SELF-EFFICACY DAN SELF-RELIANCE TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN KOMPLIKASI DAN KUALITAS HIDUP PASIEN DM TIPE 2 https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/687 <p><strong>Pendahuluan</strong>: Perilaku pencegahan komplikasi yang rendah pada pasien DM tipe 2 disebabkan oleh kurangnya <em>self-efficacy</em> dan <em>self-reliance</em> dalam perawatan diri, seperti belum yakin untuk mengatur obat atau melakukan injeksi insulin mandiri, belum yakin mengatur diet dan tidak rutin melakukan aktifitas fisik. Pasien DM juga cenderung memiliki kualitas hidup yang buruk, terutama dalam hal fungsi fisik dan psikologis. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh edukasi manajemen diri DM berbasis<em> self-efficacy dan self-reliance</em> terhadap perilaku pencegahan komplikasi dan kualitas hidup pasien DM tipe 2. <strong>Metode: </strong>rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>quasi-experimental pre test post test with control group design</em>. Sampel sebanyak 80 pasien DM tipe 2 yang tergabung dalam Prolanis di 6 Puskesmas dalam wilayah Kota Kupang (40 pasien intervensi dan 40 pasien kontrol). Teknik pengambilan sampel yaitu <em>purposive sampling</em> sesuai dengan kriteria inklusi yaitu usia 30-65 tahun, lama DM lebih dari 1 tahun, sedang tidak menjalani perawatan, sedangkan kriteria eksklusi yaitu pasien kondisi kegawatdaruratan seperti Ketoasidosis diabetikum, diabetik retinopati atau luka kaki diabetik. Data dianalisis menggunakan uji <em>wilcoxon</em> dan <em>mann</em> <em>whitney</em> <em>test</em>. <strong>Hasil</strong>: intervensi edukasi manajemen diri DM berbasis <em>self-efficacy</em> dan <em>self-reliance</em> dengan menggunakan modul dan pendampingan dengan booklet melalui <em>home visit</em> mampu meningkatkan perilaku pencegahan komplikasi (p value= 0,001 dan kualitas hidup &nbsp;(p value= 0,000) pasien DM tipe 2. <strong>Diskusi dan kesimpulan</strong>: Edukasi manajemen diri DM berbasis<em> self-efficacy dan self-reliance</em> memeberikan dampak bagi peningkatan perilaku pencegahan komplikasi dan kualitas hidup pasien DM tipe 2, sehingga perawat diharapkan dapat melakukan intervensi keperawatan mandiri dengan pemberian edukasi melalui <em>home</em> <em>visit</em>.</p> Emilia Erningwati Akoit, Fery Effendi, Yulis Setya Dewi ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/687 Mon, 16 Jun 2025 14:17:47 +0700 PENERAPAN TERAPI GENERALIS DAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI PADA GANGGUAN ISOLASI SOSIAL: STUDI KASUS https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/632 <p>Isolasi sosial menjadi salah satu gejala negatif skizofrenia yang menyebabkan perilaku menarik diri.&nbsp; Upaya meminimalkan perilaku maladaptif, diperlukan pemberian terapi non farmakologis berupa terapi generalis dengan Strategi Pelaksanaan (SP) maupun terapi modalitas, seperti Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi. Tujuan penelitian ini untuk menerapkan proses asuhan keperawatan dan menganalisis terapi generalis dan TAK Sosialisasi terhadap penurunan tanda dan gejala pasien isolasi sosial. Metode penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus pada satu responden sesuai kriteria inklusi. Intervensi diberikan mulai dari SP 1-3 dengan 5 kali pertemuan selama 15-20 menit dan TAK Sosialisasi 2 kali pertemuan selama 45 menit. Hasil intervensi diobservasi menggunakan lembar tanda dan gejala mayor dan minor SDKI.&nbsp; Proses analisa data menggunakan pendokumentasian asuhan keperawatan jiwa. Hasil pemberian terapi generalis dan TAK Sosialisasi terdapat penurunan tanda gejala gangguan isolasi sosial dari skor awal 13 menjadi 9. Pemberian terapi generalis dan TAKS sosialisasi membantu klien berperan aktif meningkatkan kemampuan sosialnya. Terapi generalis yang dipadukan dengan terapi kelompok lebih efektif mengurangi tanda dan gejala isolasi sosial. Sehingga, individu dengan masalah isolasi sosial perlu diberikan terapi generalis dan TAK Sosialisasi dalam membantu proses penyembuhan dan meminimalkan masa perawatan.</p> Afa Faiqotun Ni’mah, Yeni Fitria, Enggal Hadi Kurniawan, Amalia Kusumaningsih ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/632 Mon, 16 Jun 2025 15:20:36 +0700 PENGAWAS MENELAN OBAT BERPERAN DALAM KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TUBERKULOSIS DI WILAYAH PUSKESMAS BALONGBENDO SIDOARJO https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/696 <p>Penyakit <em>tuberkulosis </em>(TBC) adalah peyakit kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia.. WHO merekomendasikan strategi pengobatan &nbsp;DOTS <em>(Directly observed</em> <em>treatment shortcourse</em>), yaitu penderita minum obat dengan diawasi pengawas menelan obat. Faktor utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan pasien TB paru salah satunya adalah peran pengawas menelan obat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan peran Pengawas Menelan Obat (PMO) dengan kepatuhan minum obat pada pasien <em>Tuberkulosis</em>. Jenis penelitian yang digunakan adalah <em>Corellational</em> dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Populasi penelitian ini adalah pasien TBC di Wilayah puskesmas Balongbendo Sidoarjo sebanyak 45 orang. Dan untuk sampelnya sejumlah 40 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah <em>purposive sampling</em>. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji <em>spearman</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peran Pengawas Menelan Obat (PMO) dalam kategori mendukung dan kepatuhan dalam kategori kepatuhan tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang &nbsp;signifikan antara peran Pengawas Menelan Obat (PMO) terhadap kepatuhan minum obat &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;dengan p-<em>value </em>0,000 &lt; 0,05 dengan koefisien korelasi sebesar &nbsp;0,727. Disarankan bagi puskesmas untuk memilih PMO yang tepat sehingga PMO dapat menjalankan perannya agar pasien tetap patuh dan menunjang keberhasilan pengobatan.</p> Eny Astuti, Martha Lowrani Siagian, Hidayatul Azizah ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/696 Tue, 17 Jun 2025 09:29:36 +0700 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN INTERVENSI PROMOSI HARGA DIRI PADA MASALAH KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL DENGAN DIAGNOSA TBC DI RW 02 SIMO GUNUNG KRAMAT TIMUR, KELURAHAN PUTAT JAYA, KEC. SAWAHAN SURABAYA https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/702 <p>Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon terhadap suatu kejadian. Apabila dari harga diri rendah situasional tidak ditangani segera, maka dapat menjadi harga diri rendah kronik. Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru. Tujuan dari studi ini untuk menjelaskan serta melakukan asuhan keperawatan klien dengan intervensi promosi harga diri pada masalah keperawatan harga diri rendah situasional yang terjadi pada pasien TBC. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan membandingkan 2 partisipan dan menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan psikososial. Pelaksanaan dilakukan dengan pendekatan dengan pemberian promosi harga diri. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah yang ada pada klien yaitu masalah harga diri rendah situasional. Intervensi yang dilakukan adalah&nbsp; promosi harga diri selama 4 hari. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 hari kunjungan rumah (KR) pada pasien 1 dan 4 hari kunjungan rumah pada pasien 2 didapatkan hasil pasien dapat menunjukkan peningkatan&nbsp; harga diri. Penerapan intervensi pendekatan promosi harga diri ini efektif bagi pasien dengan harga diri rendah situasional. Keberhasilan perawat dalam melaksanakan perannya diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi harga diri rendah setelah diberikan asuhan keperawatan. Kerjasama dengan keluarga sebagai sistem pendukung utama juga memiliki peran penting dalam membantu pasien meningkatkan harga dirinya.</p> Ni Putu Widari, Aristina Halawa ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/702 Tue, 17 Jun 2025 10:31:01 +0700 HUBUNGAN PERAN PELAYANAN KESEHATAN DAN KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PASIEN PENYAKIT TIDAK MENULAR PASCA PANDEMI COVID-19 https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/694 <p><strong>Pendahuluan</strong>: Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di Indonesia dan dunia. Pandemi Covid-19 membawa tantangan besar dalam pengelolaan PTM, mengganggu akses layanan kesehatan rutin, dan memengaruhi kepatuhan pasien terhadap terapi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan peran pelayanan kesehatan terhadap kepatuhan pengobatan di Indonesia pasca pandemi Covid-19. <strong>Metode</strong>: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik pada Juli hingga September 2024. Instrumen kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu identitas responden, variabel peran pelayanan kesehatan dan perilaku pengobatan pasien. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Sampel penelitian sebanyak 400 orang dan dianalisis menggunakan uji statistik Chi Square untuk melihat hubungan peran pelayanan kesehatan dan kepatuhan pengobatan pasien PTM. <strong>Results</strong>: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara peran pelayanan kesehatan dan kepatuhan pengobatan pada pasien PTM (P&lt;0,05). <strong>Kesimpulan</strong>: Pentingnya pendekatan pelayanan kesehatan yang lebih adaptif, inklusif, dan berorientasi pada kebutuhan pasien. Pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien, merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan PTM pasca pandemi Covid-19.</p> Natalia Christin Tiara Revita, Riski Dwi Prameswari ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/694 Tue, 17 Jun 2025 12:13:53 +0700 EFEKTIFITAS KEMAMPUAN KELURGA MERAWAT TERHADAP KESEHATAN MENTAL EMOSIONAL REMAJA DI KUBU KARANGASEM BALI https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/703 <p>Remaja dengan Gangguan Mental Emosional memerlukan dukungan dan kemampuan perawatan dari keluarga. Psikoedukasi keluarga dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat remaja dengan gangguan mental emosional (GME) melalui 3 sesi yaitu pengkajian masalah, perawatan remaja klien dengan gangguan jiwa dan manajemen stress keluarga. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh dari terapi psikoedukasi keluarga terhadap kemampuan keluarga merawat remaja dengan gangguan mental emosional. Desain penelitian ini menggunakan metode <em>pra experimental-one group pretest postest desain</em>. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 45 keluarga remaja yang mengalami gangguan mental emosional di SMK Negeri 1 Kubu Karangasem Bali dengan sampel sebanyak 30 responden yang dipilih menggunakan teknik <em>random sampling. </em>&nbsp;Pengumpulan data dilakukan menggunakan kusioner sebelum dan setelah dilakukan psikoeduasi keluarga,setelah itu ditabulasi dan dianalisis menggunakan <em>uji wilcoxon</em>. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa seluruh responden tidak memiliki kemampuan merawat sebelum dilakukan psikoedukasi keluarga sebanyak 30 orang (100%) sedangkan setelah dilakukan psikoedukasi keluarga responden mampu merawat remaja sebanyak 30 orang (100%) dan ada pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap kemampuan keluarga merawat remaja dengan masalah gangguan mental emosional dengan nilai p=0,000 (p &lt; 0,05). Diharapkan dengan psikoedukasi keluarga yang sudah diberikan keluarga memiliki kemampuan dalam merawat remaja</p> Pandeirot Marjory Nancye, Aristina Halawa, Ni Kadek Juliantari ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/703 Wed, 18 Jun 2025 10:56:47 +0700