PEMANFAATAN HERBAL DALAM PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DAN LUKA SEKSIO SESAREA
Abstract
Pendahuluan : Masa nifas (puerperium) merupkan masa kembalinya organ reproduksi seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu enam minggu setelah melahirkan (Nirwana, 2011). Pada masa nifas seorang ibu mengalami proses adaptasi baik adaptasi fisiologi maupun psikologi. Salah satu proses adaptasi fisiologi pada nifas adalah penyembuhan luka perineum atau luka seksio sesarea. Tidak semua penyembuhan luka perineum ataupun luka seksio sesarea pada ibu nifas berjalan dengan cepat. Perawatan luka perineum dan luka pasca operasi sesarea bertujuan agar tidak terjadi infeksi, sehingga seorang perawat atau bidan benar-benar berada pada kondisi steril siap melakukan perawatan. Penatalaksanaan penyembuhan luka perineum ataupun luka seksio sesarea dapat diberi terapi secara konvensional ataupun dengan terapi komplementer. Terapi komplementer dikenal juga sebagai obat tradisional atau obat rakyat (WHO, 2013). Di beberapa negara Asia dan Afrika, hingga 80% dari populasi bergantung pada obat tradisional untuk kebutuhan utama mereka dalam merawat kesehatan. Hampir empat miliar jenis tanaman digunakan di seluruh dunia sebagai obat, Pasien yang menggunakan obat alternatif umumnya antara usia 30 dan 49 tahun, dan umumnya perempuan lebih sering menggunakan nya dibandingkan dengan laki – laki.
Metode : Studi ini menggunakan pendekatan Literature Review yaitu suatu tinjauan literature dengan menggali pemanfaatan herbal dalam membantu proses penyembuhan luka perineum ataupun luka seksio sesarea. Sumber untuk melakukan tinjauan literature yaitu dengan penelusuran 3 jurnal penelitian yang relevan terhadap pemanfaatan herbal dalam membantu proses penyembuhan luka perineum ataupun luka seksio sesarea. Hasil : (1) Dampak lidah buaya dan calendula pada penyembuhan episiotomi pada wanita primipara, didapatkan bahwa antara kelompok control dan eksperimental tidak memiliki perbedaan yang signifikan secara statistik mengenai intervensi variabel demografis dan lainnya. Tetapi menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik antara kontrol dan kelompok eksperimen pada proses penyembuhan luka perineum dilihat dari kemerahan, edema, ekimosis, debit dan skala pendekatan (REEDA). (2) Mengurangi nyeri akibat luka operasi yang ditimbulkan, dapat diberikan Aromatherapi Lavender, Tidak ada perbedaan signifikan secara statistik antara kelompok usia, tinggi badan, berat badan, dan waktu untuk kebutuhan analgesik pertama. Tetapi pada kelompok control memiliki sedikit rasa sakit pada 4, 8 dan 12 jam setelah operasi dibandingkan pada kelompok placebo. Pada kelompok plasebo, penggunaan supositoria diklofenak untuk analgesia lengkap juga secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok Lavender. (3) Kajian penggunaan obat herbal Cina oleh wanita selama kehamilan dan nifas di Taiwan, penggunaan herbal paling banyak pada ibu nifas yaitu 87,7% selama 1 bulan setelah melahirkan. Diskusi : (1) menggunakan Lidah Buaya dan Calendula salep sangat meningkatkan kecepatan penyembuhan luka episiotomi sehingga dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan episiotomy (2) The Lavender esensi inhalasi dapat digunakan sebagai bagian dari pengobatan multidisiplin rasa sakit setelah operasi caesar, tetapi tidak dianjurkan sebagai manajemen nyeri tunggal (3) Obat herbal Cina sering digunakan oleh ibu selama hamil dan masa nifas di Taiwan dan mereka yang dengan pendidikan tinggi dan primipara menggunakan banyak herbal.
Downloads
The authors who publish this journal agree to the following requirements:
- The author retains the copyright and gives the journal rights regarding the first publication with the work being simultaneously licensed below Creative Commons Attribution ShareAlike License which allows others to share the work with an acknowledgment of the author's work and early publications in this journal.
- Authors can include separate additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version (for example, send it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this Journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., at an institutional repository or on their website) before and during the submission process, as this can lead to productive exchanges, as well as excerpts of previously published works.