HUBUNGAN FREKUENSI DENGAN PENATALAKSANAAN KELUARGA PADA BALITA KEJANG DEMAM

  • Erythrina Rizki Rahmawati FIK Universitas Muhammadiyah Gresik
  • Diah Fauziah Zuhroh FIK Universitas Muhammadiyah Gresik
  • Wiwik Widyawati FIK Universitas Muhammadiyah Gresik
Keywords: Keluarga, Balita, Kejang Demam

Abstract

Di dalam kehidupan, masa anak-anak merupakan masa emas dimana mereka tumbuh dan berkembang sejak lahir sampai usia remaja. Dalam perjalanan kehidupan, mereka rentan terserang penyakit. Salah satu gejala yang sering timbul adalah demam. Demam terjadi karena peningkatan suhu tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya kejang pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara frekuensi dengan penatalaksanaan keluarga pada anak kejang demam. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan besar sampel 30 anak (tehnik total sampling). Variabel independen adalah frekuensi kejang demam dan variabel dependen adalah penatalaksanaan keluarga pada balita kejang demam di rumah. Cara pengumpulan data menggunakan ceklist dan kuesioner yang nantinya akan dianalisis menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 balita sebagian besar anak yang mengalami kejang demam berulang atau lebih dari 1x dalam 24 jam sejumlah 16 anak dengan penatalaksanaan kejang demam di rumah yang sesuai adalah 21 keluarga. Hasil analisis dengan uji Chi-Square didapatkan nilai P = 0,004 lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan frekuensi dengan penatalaksanaan keluarga pada balita kejang demam.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amalia, K., Fatimah, & Bennu, H. M. (2015). Faktor Resiko Kejadian Kejang Demam Pada Anak Di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daya Kota Makassar. Vol 1 No 6:6-10
Arifudin, A. (2016). Analisis Faktor Resiko Kejadian Kejang Demam DiRuang Perawatan Anak RSU Anutapura Palu. Jurnal Kesehatan Tadulako, 2 No2, 60-72.
Camfield, P. and Camfield, C. (2015) ‘Incidence, prevalence and aetiology of seizure and epilepsy in children’, Epileptic Disorders. doi: 10.1684/epd.2015.0736.
Erliadi. (2015). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Minat Petani Menggunakan Benih Varietas Unggul Pada. Agrisamudra, Jurnal Penelitian Vol.2 No.1
Gupta A. (2016). Febrile Seizures. American Academy of Neurology, 51–58
Harmoto. (2016). Kejang Pada Anak. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. (Swarjana, 2022)
Harnilawati. (2013). Konsep dan proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As Salamm
IDAI. (2016). Rekomendasi penatalaksanaan kejang demam. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://doi.org/10.1109/JQE.2014.2330255
IDAI. (2013). Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
ILAE. (2017). ILAE classification of the epilepsies: Position paper of the ILAE Commission for Classification and Terminology. Epilepsia, 58(4): 512- 521.
Patel N, Ram D, Swiderska N, Mewasingh LD, Newton RW, Offringa M. (2015). Febrile seizures. British Medical Journal. [Online] [diakses 8 Desember 2015]; 351: 1-7.Sodikin. (2012). Prinsip perawatan demam pada anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soebadi, A. (2015). Kejang Demam: Tidak Seseram yang Dibayangkan. IDAI. Yogyakarta.
Stuart,G.W.,Sundden, S. J. (2014). Buku Saku Keperawatan Jiwa (5th ed.). jakarta: EGC.
Sudarmoko, dr., Arief, D. (2013). Pegangan Wajib Kesehatan Balita. Gelar.
Supartini, Y. (2014). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC.
Syarifatunnisa. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi Rekurensi Kejang Demam Pada Balita. Jurnal Medika Hutama Vol. 3 No. 1.
Published
2023-07-04
How to Cite
Rahmawati, E., Zuhroh, D., & Widyawati, W. (2023). HUBUNGAN FREKUENSI DENGAN PENATALAKSANAAN KELUARGA PADA BALITA KEJANG DEMAM. Jurnal Keperawatan, 12(1), 85-90. https://doi.org/10.47560/kep.v12i1.495